Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak bumi yang masih tersisa. Dengan adanya kelangkaan BBM ini pemerintah Indonesia impor solar sebesar 30 % dari 70 % kebutuhan solar yang ada di Indonesia.
Biaya untuk melakukan impor diambil dari devisa Negara dan biaya tersebut cukup menguras kantong pemerintah, akibatnya subsidi BBM dikurangi sehingga harga BBM naik. Padahal cadangan gas nasional secara total mencapai 188 triliun kaki kubik (TCF) yang berpotensi untuk menggantikan BBM.
Pertamina memproduksi gas 17,5 juta ton, Lapangan Badak 10 juta ton, Tangguh 7 juta ton. Pertamina juga akan mengoperasikan Lapangan Donggi-Senoro, Masela, yang pada 2020 akan memproduksi gas 2,5 juta ton dan proyek Natuna D Alpha yang akan memproduksi 10 juta ton per tahun pada 2022 (www.detik.com, 2015).
Dengan adanya kelangkaan persedian BBM di dalam negeri, solusi alternatif atau pengganti BBM adalah melakukan konversi bahan bakar gas (BBG). Keunggulan BBG dari pada BBM adalah bahan bakar gas dianggap lebih bersih jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan.
Sabtu, 01 Agustus 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar